Jumat, 21 Februari 2014

Pensiun dari IBM, Taufan Sukses Bisnis Micrafinance (2)

Menurut keluarganya Andi seolah turun kelas dengan merintis usaha ini. Dari gedung perkantoran elit Jakarta, tiba-tiba dia harus “bergerilya” turun ke sawah atau ke pasar tradisional. Namun, akhirnya dia bisa meyakinkan keluarganya.

Niat dan kerja keras Andi akhirnya berbuah manis kemudian. Bermodal awal Rp 10juta dan hanya memiliki 5 nasabah, sekarang nasabahnya berlipat hingga seribu kali.

Dengan plafon pinjaman pertama Rp 1 juta, terbayang berapa omzet Amartha sekarang. Andi sendiri tak mau membuka berapa omzet total Amartha. Tapi dengan menghitung plafon pinjaman dan jumlah nasabah, jumlahnya pasti sudah mencapai miliaran rupiah.

Saat ini Amartha sudah memiliki lima cabang. Selain di Ciseeng, Amartha memiliki cabang di Tenjo, Jasinga, Bojong Gede dan Kemang. Saat ini Amartha sudah memilii 40 karyawan. Sebuah pencapaian yang luar biasa dilihat dari usia perusahaan yang belum terlalu lama.

Salah satu kunci penting Andi dan Amartha dalam mencapai sukses seperti sekarang ini adalah pemberdayaan komunitas. Sejak awal Amartha menetapkan target nasabah mereka adalah ibu-ibu dan itu masih berlaku sampai sekarang. Selain menetapkan targetnya ibu-ibu, Amartha menetapkan sistem komunitas dalam mengembangkan bisnisnya.

Para nasabah di Amartha tidak diminta untuk mengagunkan barangnya, tapi harus ikut dalam kelompok nasabah. Setiap kelompok terdiri dari 12 ibu-ibu dan dari 12 anggota tersebut dipilih seorang koordinator.

Koordinator tersebut bertugas mengontrol perputaran uang di kelompoknya. Jika ada salah satu anggota kelompok yang saat itu kekurangan biaya untuk membayar pinjaman, anggota lain akan patungan membantu orang tersebut dengan konsekuensi yang mereka tentukan sendiri. Sumber *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

//** efek salju-start**// //** efek salju-end**// //** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//