Jumat, 29 November 2013

Kekecewaan yang Menjadi Kekuatan, Ada Peluang di Balik Bencana

Menuju kesuksesan atau hidup yang lebih baik, kegagalan pasti hadir. Kecewa karena gagal bisa Anda jadikan kekuatan melalui cara-cara menggunakan kekecewaan yang benar.

Bagi seorang pemenang, kekecewaan, kekalahan atau kegagalan memberi inspirasi kepada mereka untuk terus belajar dan take action sehingga mereka lebih baik dan lebih kuat. Bagi pecundang, kekecewaan, kekalahan atau kegagalan menghentikan mereka.

Mengutip John D. Rockefeller, “Saya selalu berusaha mengubah setiap bencana menjadi peluang.” Menurut ayah kaya Robert Kiyosaki, “ Hanya orang bodoh yang berharap semua berjalan sesuai dengan keinginannya.”

Selasa, 26 November 2013

Mengatasi Rasa Takut Kehilangan Uang

Uang yang Anda jadikan mimpi untuk kaya bisa membuat takut kehilangannya. Solusi agar berhasil dalam berbisnis atau berinvestasi tanpa perasaan takut kehilangan uang bisa Anda pelajari berikut.

Perbedaan utama antara orang kaya dengan orang miskin adalah cara mereka mengatasi itu.
(Robert T. Kiyosaki)

Keterangan :

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang senang akan kehilangan uang, namun juga tidak ada orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Sebaliknya banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan serupiah pun karena sebenarnya mereka tidak pernah berinvestasi atau berbisnis sama sekali.

Ketakutan akan kehilangan uang adalah Riil. Setiap orang mempunyai rasa takut, bahkan orang kaya pun takut. Bedanya, karena ketakutan tadi, orang miskin berhenti bertindak. Orang kaya, karena ketakutan tadi mereka akan berhati-hati tetapi tetap bertindak.

Solusi mengatasi rasa takut kehilangan uang menurut Robert Kiyosaki adalah jika kamu membenci risiko dan karenanya merasa cemas….mulailah dari dini.

Jika anda mulai saat muda, mudahlah untuk menjadi sangat kaya. Dikatakan oleh Albert Einstein bahwa salah satu keajaiban dunia adalah bunga-berbunga. Pembelian Pulau Manhattan dikatakan menjadi salah satu transaksi terbesar sepanjang masa. New York dibeli seharga 24 dollar dengan perhiasan dan manik-manik. Namun, jika 24 dollar itu diinvestasikan, dengan bunga 8% per tahun, 24 dollar itu akan bernilai lebih dari 28 trilyun dollar pada tahun 1995.

Menurut saya pribadi, bagaimana kita bisa menjadi berani melangkah dengan kemungkinan berhasil yang lebih tinggi adalah :

1. Memahami beda risiko dengan berisiko.
2. Dengan mengajukan pertanyaan yang benar.

Bila kita mengajukan pertanyaan yang salah seperti ini :

- “Nanti jangan-jangan bangkrut?”
- “Kalau rugi bagaimana?”
- “Kalo gagal bagaimana?”

Pertanyaan ini tidak adil, kenapa? Karena semua mungkin bangkrut, mungkin gagal, mungkin rugi. Dengan pertanyaan seperti ini orang akan takut.

Pertanyaan yang benar :

- “Ruginya apa bila saya tidak bertindak sekarang?”
- “Untungnya apa bila saya bertindak sekarang?”

Karena otak kita hanya mencari nikmat atau menghindari sengsara. Maka dengan pertanyaan seperti itu otak kita jadi tahu kenikmatan apa jika kita berani bertindak dan kesengsaraan apa jika kita tidak bertindak.

Tapi kita tidak boleh naïf hanya berani saja dan asal bertindak sedemikian sehingga kemungkinan bangkrutnya besar. Untuk membantu memperbesar kemungkinan berhasilnya kita harus membuat pertanyaan sebagai berikut :

- “Siapa yang sudah berhasil dibidang yang kita inginkan?”
- “Bagaimana saya bisa bekerja/magang untuk belajar kepada yang bersangkutan?”
- “Kapan saya akan belajar?”
- “Apa yang harus saya pelajari atau saya ketahui atau harus bekerja sama kepada siapa untuk memperbesar kemungkinan berhasilnya?

Semoga bermanfaat,

Tung Desem Waringin *

Kepandaian yang Sia-sia

Oleh Andrie Wongso - Kamis, 21 November 2013

Cerita ini sudah sering disebarkan, tapi menurut saya masih relevan untuk membuat kita sadar, bahwa kepintaran seharusnya bisa membuat seseorang lebih berarti.

Alkisah, ada seorang profesor pintar yang hendak pergi ke negeri seberang. Untuk itu, ia ikut sebuah kapal dengan layar besar. Sebagai orang yang terpandang karena kepintarannya, profesor ini mendapat tempat yang nyaman di dalam salah satu kamar terbaik di kapal tersebut. Selama ini, ia memang cukup disegani karena memiliki kepintaran di berbagai bidang ilmu. Baginya, tiada hari tanpa belajar dalam hidupnya.

Di tengah perjalanan yang cukup panjang, selepas makan malam, ia berkeliling di geladak kapal. Ia ingin tahu, ilmu apa yang dipakai para pekerja di kapal, sehingga selama ini mampu menjelajah ke banyak negeri.

Dengan niat tersebut, maka dicarinyalah orang yang dianggap senior di kapal tersebut. Ia lantas bertemu dengan seorang kelasi yang cukup berumur sedang istirahat.

Minggu, 24 November 2013

Perbedaan Pengertian Resiko Dengan Beresiko

Keraguan berbisnis sering dikaitkan dengan resiko dan beresiko. Keduanya berbeda pengertiannya. Agar finansial Anda meningkat pelajari perbedaan resiko dan beresiko.

Salah satu langkah untuk menemukan jalur cepat finansial Anda, mengetahui perbedaan antara risiko dan berisiko. (Robert T. Kiyosaki)

Keterangan :

Sering orang mengatakan bahwa bisnis dan investasi adalah berisiko. Menurut Robert Kiyosaki bisnis dan investasi adalah tidak berisiko, yang berisiko adalah tidak mempunyai pengetahuan.

Menurut saya pribadi, risiko adalah konsekuensi negatif yang selalu ada dalam setiap tindakan ataupun setiap hal. Contohnya ketika Anda duduk membaca artikel ini selalu ada konsekuensi negatifnya, entah besar atau kecil. Misalnya, konsekuensi besar walaupun kemungkinannya kecil, Anda kejatuhan helicopter dan meninggal mendadak. Konsekuensi kecil misalnya sebelah Anda kentut sedemikian sehingga Anda mencium bau tidak enak.

Sedangkan berisiko menurut saya adalah konsekuensi negatif yang kombinasi antara besar kerugian dan besar kemungkinan terjadinya tidak bisa kita terima. Contohnya, misalkan kita memulai bisnis dengan menjual semua asset kita dan harus menjual semua harta kita dan masih hutang 1 juta Dollar (9 milyar rupiah) kepada preman/mafia yang mengancam akan membunuh keluarga kita (bila kita tidak mengembalikan tepat waktu) ke dalam bisnis yang sama sekali kita tidak tahu dengan team yang sama sekali baru. Bisnis ini bagi kita berisiko. Tetapi semisal yang memodali adalah Bill Gates (Pemilik Microsoft) maka bagi Bill Gates bisnis 1-2 juta Dollar adalah tidak berisiko, walaupun kemungkinan berhasil bisnisnya sangat kecil. Kenapa? Karena Bill Gates menyumbang 1 Milyar Dollar untuk Aids saja tidak apa-apa. Jadi misalnya bisnis tadi bangkrut pun tidak berisiko bagi Bill Gates. Tetapi bagi orang yang menjual semua dan masih hutang kepada preman/mafia maka bisnis tersebut adalah berisiko.

Dikatakan oleh Robert Kiyosaki “Saya sangat prihatin bahwa terlalu banyak orang menaruh perhatian pada uang bukan pada kemakmuran mereka yang terbesar yakni pendidikan mereka.” Intelegensi memecahkan masalah dan menghasilkan uang. Uang tanpa disertai intelegensi finansial akan segera habis.

Kita tentu pernah mendengar kisah tentang orang miskin yang memenangkan undian atau mendapatkan warisan hingga langsung kaya. Tapi dalam beberapa tahun kemudian mereka kembali miskin. Kenapa? Karena mereka tidak memiliki kebiasaan serta pengetahuan yang cukup untuk mempertahankan atau bahkan mengembangkan kekayaannya.

Jadi, sungguh berisiko apabila orang tidak meluangkan uang, waktu, tenaga serta pikiran untuk terus belajar bagaimana mencari, mengelola dan mengembangkan uang.

Saran saya, daftar seminar yang menambah ilmu anda disini sekarang juga sebelum kehabisan..!!
Semoga Bermanfaat,


Tung Desem Waringin *

Kamis, 21 November 2013

Makna Sesungguhnya Cashflow Quadrant (Mental Bukan Profesi)

Cashflow Quadrant digunakan untuk mengukur sukses tidaknya seseorang secara MENTAL, bukan dari profesinya.


Cashflow Quadrant mengelompokan mental orang ke dalam 4 kuadran yaitu (lihat gambar):

1. Mental E = Employee.

2. Mental S = Self Employed.

3. Mental B = Business owner.

4. Mental I = Investor.

Di bawah sendiri diberikan penjelasan apa dan bagaimana mental E, S, B, dan I tsb.


Mental entrepreneur ada di sisi kanan, yaitu mental B atau I.

Mereka yang memiliki mental di kuadran KIRI (S atau E) akan kurang sukses, sedangkan yang memiliki mental di kuadran kanan (B atau I) akan sukses, apapun profesinya.

Cashflow Quadrant pertama kali diperkenalkan oleh Robert T. Kiyosaki.

Kalau kita tidak membaca secara lengkap seluruh buku-buku Robert T. Kiyosaki, juga tidak membaca berbagai referensi lainnya. Maka kita akan terjebak dalam pemahaman yang tidak tepat, sehingga beranggapan bahwa kuadran itu mengenai PROFESI seseorang.

Misalkan profesi Dokter, Pengacara, Notaris, Musisi, Pelukis, dsb, dianggap berada di Kuadran “S” (Self Employed), padahal tidak demikian. Penggambaran profesi itu hanya untuk memudahkan pemahaman awal dari pembacanya.

Pemahaman sesungguhnya adalah, bila seorang pengacara atau dokter tsb memiliki MENTAL “S” (Self Employee), maka pengacara/dokter itu akan lebih sukses dibandingkan pengacara/dokter yang memiliki mental “E” (Employee).

Kalau pengacara/dokter itu memiliki mental “B” akan lebih sukses lagi, dan pasti akan sangat sukses bila memiliki mental tertinggi yaitu mental “I”.

Jadi yang dimaksud E, S, B, I itu adalah MENTAL-nya bukan PROFESI-nya.

Contoh mudahnya adalah “Tanri Abeng”, beliau selama ini jelas-jelas sebagai pekerja/karyawan, namun beliau memiliki mental “I” (Investor). Maka tentu saja beliau sukses luar biasa.

Contoh lainnya : “Sri Mulyani”, beliau sekarang khan karyawannya Bank Dunia (jabatannya Kepala Eksekutif II). Namun beliau memiliki mental “I”, tentu saja sangat sukses.

Contoh lain lagi : “Penjual bakso keliling”, dia seorang wiraswasta. Namun kalau mentalnya adalah mental “E” (Employee), maka usaha baksonya sulit untuk berkembang, dan akan tetap seperti itu, yaitu sebagai penjual bakso keliling. Jika berusaha meningkatkan mentalnya menjadi mental “S” (Self Employed), maka usaha baksonya bisa berkembang walaupun perkembangannya lambat, sehingga pelanggannya banyak, omsetnya bertambah.

Jika dia berusaha keras meningkatkan mentalnya sehingga memiliki mental “B” (Business Owner), maka usaha baksonya akan berkembang dengan cepat dan mampu membuka lapangan kerja, mampu membentuk tim, mampu mensejahterakan banyak orang, dstnya. Dia akan memiliki beberapa restoran bakso, juga banyak unit bakso keliling, dstnya.

Yang terpenting adalah mentalnya bukan profesinya.

Apapun profesi anda, tingkatkan mental anda.

Apakah anda sebagai karyawan, atau sedang wiraswasta, atau berprofesi pengacara, notaris, dokter, dsb, tingkatkan mental anda.

Berusaha keraslah melatih diri agar mental anda meningkat, yang mula-mula bermental E, meningkat menjadi bermental S, kemudian B, dan akhirnya bermental paling tinggi yaitu I.

Semakin meningkat mental anda, apapun profesinya, maka otomatis akan semakin sukses.

Kalau anda masih memiliki mental “E” atau “S”, maka apapun profesi anda, tentu tidak begitu sukses.

Namun kalau anda sudah memiliki mental “B” atau “I”, maka apapun profesi anda, tentu otomatis sukses. Kalau anda berwiraswasta, maka anda menjadi wiraswastawan yang sukses. Kalau anda seorang karyawan, maka pasti anda karyawan yang sukses, karena memiliki mental “B” atau “I”.

Jadi berusaha keraslah meningkatkan diri dengan menambah pengetahuan, pengalaman, dan melatih diri, sehingga mentalnya meningkat dan berada di kuadran “Kanan (B atau I)”.

Semoga bermanfaat.

Tambahan :

Menanggapi beberapa komentar, disini perlu dijelaskan seperti apa mental E, S, B, I itu, sbb :

Mental E (Employee) :
Enggan meningkatkan diri
Tidak mampu menunda kenyamanan.
Menunggu disuruh
Kurang Inisiatif
Berusaha bekerja cerdas saja alias malas
Kalau menjadi atasan, cenderung ngebos (tidak me-manage)
Cenderung memikirkan dirinya sendiri
dsb

Mental S (Self Employed) :
Setingkat lebih baik dibandingkan mental E.
Mampu menunda kenyamanan.
Berusaha meningkatkan diri.
Berusaha berinisiatif.
Berusaha bekerja keras dan cerdas.
Mampu bekerja mandiri, namun sulit bekerja dalam tim.
Tidak mampu mendelegasikan pekerjaan.
Kalau menjadi atasan, kurang mampu mengelola dan tidak mampu mengajari/mendidik bawahannya sehingga berakibat tidak tercipta kerja tim yang bersinergi.
Cenderung memikirkan kesuksesan dirinya sendiri.
dsb

Mental B (Business owner) :
Setingkat lebih baik dibandingkan S.
Mampu menunda kenyamanan.
Berusaha keras meningkatkan diri
Berusaha keras berinisiatif
Berusaha bekerja keras dan cerdas
Mampu bekerja mandiri dan mampu bekerja dalam tim
Mampu mendelegasikan pekerjaan (dalam arti segala sesuatunya tetap berjalan dengan baik, walau pun dirinya tidak ada untuk sementara waktu).
Kalau menjadi atasan, mampu mengelola dengan baik, dan mampu mengajari/mendidik bawahannya sedemikian rupa sehingga tercipta kerja tim yang bersinergi dan berkembang.
Mampu memimpin tim dan mengontrol tim terus-menerus sehingga dapat mencapai sasaran/tujuan timnya.
Cenderung memikirkan kesuksesan bawahannya, atasannya, koleganya, timnya, dsb, dibandingkan memikirkan kesuksesan dirinya sendiri.
Senantiasa berusaha agar segala sesuatunya tidak bergantung pada dirinya atau pada person/orang, melainkan bergantung pada sistem.
Jujur, dermawan, rendah hati, dan amanah (bertanggung jawab)..
dsb

Mental I (Investor) :
Setingkat lebih baik dibandingkan B.
Semua yang ada di B juga ada pada I, ditambah dengan mampu menciptakan/membentuk sistem (software, hardware, dan humanware) sedemikian rupa sehingga sistem tersebut dapat berjalan dan berkembang sendiri.

Berusaha dan berlatihlah sedemikian rupa sehingga minimal memiliki mental B. Karena, begitu kita memiliki mental B, otomatis kita akan sukses, apa pun pekerjaan kita, apa pun profesi kita.



Semoga bermanfaat.




Sumber *

Rabu, 20 November 2013

Empat Cara Mendapatkan Uang

Banyak cara umum untuk mendapatkan uang agar menjadi kaya. Menghasilkan uang melalui bisnis atau pekerjaan yang Anda jalani sekarang sebaiknya mengikuti empat cara berikut.

Menurut Robert Kiyosaki ada 4 kuadran yang melambangkan bagaimana cara mendapatkan uang bagi sekelompok orang, secara berurutan, sebagai berikut:

1. Employee
2. Self-employee
3. Investor
4. Business Owner

Employee dan Self-employee berada di sisi kiri, sedangkan Investor dan Business Owner berada di sisi kanan.

Employee dan Self-employee adalah orang- orang yang mengutamakan keamanan. Business owner dan Investor adalah orang - orang yang mengutamakan kebebasan.

Perbedaan antara Self-employee dengan Business Owner adalah Self-employee tidak bisa ditinggal dan selalu memerlukan orang tersebut.

Sedangkan ciri – ciri True Business Owner adalah walau ditinggal pemiliknya selama satu tahun, bisnisnya tetap menguntungkan dan berkembang. Orang bisa kaya dan miskin di empat kuadran tersebut.

Apabila Employee dan Self-employee sakit maka income akan terganggu. Sedangkan pemilik bisnis dan investor, bisnis dan investasinya menjadi asset yang terus menghasilkan pemasukan dengan atau tanpa bekerja.

Semua orang yang mempunyai rekening di bank boleh dikatakan investor, karena simpanan di bank akan menghasilkan bunga. Namun menurut Robert Kiyosaki menabung di bank adalah investasi yang paling menyedihkan. Kenapa? Seperti kondisi saat ini bunga bank hanya sekitar 5 – 6%, sedangkan inflasi sekitar 7%, jadi sebenarnya uangnya akan berkurang bukan bertambah.

Menurut Robert Kiyosaki rata-rata orang kaya memperoleh 70% dari sisi kanan kuadran plus 30% dari sisi kiri. Tidak peduli berapa banyak uang yang dihasilkan seseorang, mereka akan merasa lebih aman jika beroperasi di lebih dari satu kuadran.

Keamanan finansial berarti mempunyai pijakan yg kuat di kedua sisi kuadran. Jalan yang disarankan oleh Robert Kiyosaki baik dari E ataupun S lebih baik kita masuk ke B lebih dahulu karena pengalaman dan pendidikan dan cashflow. Jika sukses sebagai seorang B maka kita akan mendapatkan kesempatan menjadi I yang kuat, karena I akan menambah uangnya di B.

Karena sudah pernah menjadi B maka kita bisa mengenali B yang lain yang lebih bagus. Sangat beresiko berinvestasi pada seorang E atau S yang tidak mengetahui perbedaan antara sebuah sistem dengan produk atau yang tidak mempunyai ketrampilan kepemimpinan yang baik.

Jika memiliki bisnis yang berjalan dengan baik maka kita akan mempunyai waktu luang dan uang untuk berinvestasi di kuadran I dengan baik.

Semoga bermanfaat,

Tung Desem Waringin *

Minggu, 17 November 2013

Tiens Syariah Audio Books

Tiens Syariah Audio Books

Uang adalah Ide

Belajar lebih cepat untuk menjadi kaya bisa Anda lakukan melalui uang. Berpikir besar akan mendatangkan ide dan ide tersebut membantu dalam mencapai keinginan Anda.

Uang adalah sebuah ide

Zaman dahulu ketika satu kelompok orang beternak ayam, dan ketika mereka ingin mendapatkan ikan maka mereka akan pergi kepada orang-orang yang memiliki ikan sambil membawa ayamnya untuk ditukarkan dengan ikan (barter). Kemudian ketika zaman semakin maju, mereka memakai kerang untuk alat tukar. Kemudian mereka menggunakan tembaga dan emas sebagai alat tukar. Pada akhirnya mereka menggunakan uang, dan uang menghilang dengan adanya kartu kredit.

Uang adalah sebuah ide, sebagai contoh ketika kita bawa uang rupiah ke Amerika, mereka tidak menerima karena mereka tidak mempunyai ide terhadap apa yang kita tunjukkan.

Contoh favorit saya tentang uang adalah sebuah ide, adalah cerita tentang BH..!! Ketika di dalam seminar saya tanya kepada peserta berapa harga BH obralan. Ada yang jawab Rp 3000,- kemudian saya bulatkan menjadi Rp 10.000,- (karena yang Rp 3000,- mungkin talinya kendur dan gampang lepas), kemudian saya ceritakan semisal BH tersebut dipakai oleh Pamela Anderson (Bintang film sexy dari Bay Watch) selama 10 menit, kemudian BH tersebut dilelang. Apa yang terjadi? Ternyata BH tersebut harganya meningkat menjadi 10 juta bahkan 100 juta rupiah. Inilah yang namanya uang adalah sebuah ide. Dan ide datangnya dari benda diantara 2 telinga kita (tapi bukan hidung) yaitu otak. Ide ini diproduksi dengan cara berfikir dan berfikir adalah gratis. Dan apabila berfikir adalah gratis sebaiknya kita berfikir besar.

Banyak orang mengajarkan bahwa kita berfikir realistis. Menurut saya ada yang meleset. Hari ini adalah milik orang-orang yang tadinya dianggap tidak realistis, seperti terbang dengan pesawat, handphone, tenaga nuklir, TV begitu tipisnya sehingga bisa digulung, kaca yang bisa membersihkan sendiri, perpustakaan yang ada di dalam kacamata, belajar sambil tidur. Masa depan adalah milik orang-orang yang hari ini memiliki goal yang dianggap tidak realistis.

Goal kita boleh tidak masuk akal tapi rencananya harus masuk akal. Salah satu rencana yang masuk akal adalah kita mempunyai pembimbing yang sudah mencapai apa yang diinginkan atau yang mendekati apa yang kita inginkan. Seperti yang diceritakan oleh Prof. Yohanes Surya, Phd (ahli fisika) yang menjadi pembicara bersama saya di Semarang beberapa waktu yang lalu. Dikatakan sejak tahun 1961-2004, semua pemenang nobel fisika adalah murid dari pemenang nobel fisika. Seperti orang belajar main piano, mereka bisa belajar sendiri tapi sangat lama dan menggunakan jari sebelas (dua telunjuk), tapi jika mereka mencurahkan uang dan waktu untuk masuk kelas dengan seorang pengajar yang sudah bisa main piano, maka mereka akan belajar lebih cepat dan akhirnya bisa memainkan piano dengan baik.

Apabila kita kepingin kaya, kita harus masuk kelas, mencurahkan uang dan waktu serta konsentrasi untuk belajar dari orang yang sudah melakukan. Ini akan mempercepat, daripada kita coba-coba sendiri.

Semoga bermanfaat,


Tung Desem Waringin *

Kamis, 14 November 2013

Keyakinan Orang Kaya

Untuk menjadi kaya, dibutuhkan keyakinan positif tentang uang. Cara mudah merubah dan menyusun keyakinan bisa Anda tempuh saat ini juga.

Berikut adalah apa yang dikatakan Robert Kiyosaki kepada Saya,

Ayah miskin saya mengatakan, “Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.”

Ayah kaya saya mengatakan, “Kekurangan uang adalah akar dari segala kejahatan.”

Otak manusia secara mendasar hanya mencari nikmat menghindari sengsara. Apabila sesuatu hal dikaitkan kesengsaraan maka kita akan jauhi, apabila sesuatu hal dikaitkan dengan kenikmatan akan kita dekati, apabila campur baur satu hal yang sama antara kenikmatan dan kesengsaraan maka otak kita jadi bingung atau netral.

Seperti besi atau magnet, apabila keyakinan bercampur baur kutub positif dan negatifnya terhadap sesuatu hal maka akan menjadi besi. Ketika kita yakin bulat bahwa kaya positif miskin negatif maka kita akan menjadi magnet.

Pada kenyataannya banyak orang tidak pernah menyusun keyakinannya secara sadar dari lahir sampai mati. Dan bila kita tidak menyusun sendiri secara sadar keyakinan yang kita perlukan untuk menjadi kaya seperti kita terjajah tanpa sadar oleh kata-kata “Uang adalah akar dari segala kejahatan” maka tanpa sadar pula kita tidak menjadi kaya karena kita tidak ingin menjadi jahat.

Mestinya saran saya, mari kita susun ulang lagi keyakinan kita atau susunan kata kita tentang uang ataupun tentang kaya. Kita harus bulat bahwa kaya dan banyak uang baik adanya. 

Contoh merubah keyakinan :
  • Saya harus bekerja keras untuk menjadi kaya, diubah menjadi Saya harus kerja cerdas untuk menjadi kaya
  • Cari kerja itu susah, diubah menjadi cari kerja itu mudah jika tau caranya
  • Orang kaya itu jahat, diubah menjadi saya akan menjadi orang kaya yang baik, dermawan dan berguna bagi banyak orang
  • Saya butuh modal besar untuk usaha besar, diubah menjadi itu bohong, saya melihat, mendengar banyak cerita orang dengan modal 0, bahkan minus sekarang punya usaha besar dan masih banyak lagi
Sudahkah Anda susun sendiri keyakinan-keyakinan Anda yang sangat diperlukan untuk menjadi kaya?

Semoga bermanfaat,


Tung Desem Waringin *

Rabu, 13 November 2013

Pensiun Dini?

Dwita Ariani
Tujuan akhir dari bisnis adalah memperoleh passive income. Kita harus membuat bisnis kelak berjalan dengan sendirinya tanpa perlu Anda terlibat 100 persen di dalamnya, sehingga Anda dapat menciptakan unit bisnis selanjutnya. So, never start a business without a proper business plan!

Bisnis merupakan instrumen investasi yang mampu memberikan return sangat tinggi. Untuk menjadikannya investasi yang bernilai, tentu memerlukan usaha dan pengorbanan yang tidak sedikit. Seorang pengusaha yang tidak boleh mudah menyerah.

Dalam bisnis, rumus high risk high return juga berlaku. Apabila Anda berpikir untuk memiliki bisnis saat pensiun kelak, mulailah berpikir tentang bisnis apa yang akan Anda lakukan sejak dini. Miliki juga barbagai macam pengetahuan yang diperlukan dengan menginvestasikan waktu dan uang untuk terus belajar, sebagai modal penting memulai sebuah bisnis.

Bisnis senantiasa membutuhkan modal. Semakin cepat Anda mulai menyisihkannya dari pendapatan sekarang, semakin besar modal yang terbentuk di masa depan. Terakhir, jangan memulai menjelang Anda pensiun, mengingat tingginya risiko di awal tahun berbisnis.

Berpikirlah untuk merealisasikan bisnis Anda sedini mungkin sebelum pensiun. Semakin muda Anda memulai bisnis, semakin kecil risiko yang Anda miliki. Sebab Anda masih memiliki waktu panjang untuk menghadapi berbagai risiko. Sumber *

Senin, 11 November 2013

Rahasia Perusahaan yang Bertahan Kini dan Sepanjang Masa

Perusahaan yang mampu bertahan kini dan sepanjang masa bahkan jadi pemimpin pasar memiliki rahasia sukses dalam mengelolanya. Keunggulan bersaing harus Anda miliki.

Perusahaan yang dapat memimpin pasar adalah perusahaan yang memiliki alasan yang sangat kuat dan merupakan perusahaan yang dapat bertahan kini dan sepanjang masa. Bisnis yang seperti apa?

Supaya bisnis ini berlangsung kini dan sepanjang masa, saya juga terus belajar supaya bagaimana bisnis ini belangsung kini dan sepanjang masa, karena zaman pasti berubah. Tapi kita harus mempunyai mindset, yang satu namanya Win-Win dan Win.

Win yang pertama kita harus pastikan pelanggan kita Win, setelah pelanggan harus Win, karyawan juga harus Win, setelah karyawan Win, pemegang saham juga harus Win, kemudian yang terakhir yang ke- empat masyarakat harus juga harus Win, dan Anda tidak bisa membuat masyarakatnya dirugikan.

Saya belajar dari guru yang sangat dahsyat namanya Buckminster Fuller, semasa hidupnya dia adalah orang yang sangat dahsyat luar biasa, dia mengajarkan Critical Path, General Teori world, seperti halnya Leonardo Da Vinci yang membuat menara geodesic, betul-betul orang yang sangat jenius.

Dia telah menjadi acuan Anthony Robbins dan Robert Kiyosaki, dan dialah yang mengenalkan kata-kata passive income. Bagi Buckminster Fuller yang dinamakan kaya adalah ketika kita berhenti kerja kita tetap bisa hidup dengan gaya hidup kita sekarang ini, tanpa harus mengubah gaya hidup kini dan sepanjang masa sampai mati, itu yang namanya kaya.

Jumat, 08 November 2013

3 Sistem Bisnis yang Membuat Kita Bebas

Sistem bisnis terbagi tiga macam yang akan membuat bisnis menguntungkan dan berkembang sekalipun ditinggal pemilik bisnis. Pendapatan dan prestasi pun meningkat melalui tiga sistem bisnis.

Ada 3 (tiga) jenis sistem bisnis :
  • Perusahaan tradisional
  • Bisnis waralaba
  • Pemasaran jaringan
Untuk membedakan apakah kita pemilik bisnis sesungguhnya atau Self Employee adalah, bila bisnis milik kita tersebut kita tinggal selama satu tahun, bisnis tersebut masih menguntungkan dan berkembang, berarti kita adalah pemilik bisnis sesungguhnya dan bisnis tersebut jalan dengan atau tanpa kita.

Menurut Robert Kiyosaki ada 3 jenis sistem yang membuat kita bisa mendapatkan passive income tanpa kita harus bekerja untuk selama-lamanya :

Pertama,
sistem tradisional adalah dimana Anda mengembangkan sistem Anda sendiri. Untuk mengembangkan sistem bisnis sendiri kita harus mempunyai pembimbing. Pembimbing adalah seseorang yang sudah melakukan apa yang Anda ingin lakukan dan berhasil dalam melakukannya. Jangan mencari penasehat, Penasehat adalah orang yang memberi tahu cara melakukan tapi dia sendiri belum melakukannya.

Kedua,
Bisnis waralaba. Cara lain mempelajari sistem adalah dengan membeli sebuah usaha waralaba. Dengan membelinya Anda sudah membeli sebuah sistem yang sudah berjalan, sudah dicoba serta sudah terbukti. Jika membeli sebuah sistem waralaba jadilah seorang ”Employee”. Lakukan persis seperti yang mereka katakan. Jangan menjadi ”Self-employee” atau orang yang ingin melakukan dengan cara mereka sendiri.

Ketiga,
Pemasaran jaringan. Juga disebut sebagai Multilevel atau Sistem Distribusi Langsung. Dimana Anda membeli dan menjadi bagian sebuah sistem yang sudah ada.

Untuk mengikuti bisnis jaringan atau waralaba yang bagus menurut Robert Kiyosaki :
  • Merupakan organisasi yang telah terbukti baik dan mempunyai catatan prestasi yang bagus serta sistem distribusi dan program kompensasi yang sudah sukses selama bertahun-tahun.
  • Mempunyai peluang bisnis yang bisa berhasil Anda jalankan, yang bisa Anda percayai, dan bisa Anda bagi dengan penuh keyakinan dengan orang lain.
  • Mempunyai program pendidikan jangka panjang yang terus berlangsung yang bertujuan mengembangkan Anda sebagai manusia. Rasa percaya diri mutlak diperlukan disisi kanan Quadrant.
  • Mempunyai program bimbingan yang kuat. Anda ingin belajar dari para pemimpin, bukan penasihat. Orang-orang yang sudah menjadi
Demikian dari Saya,
Semoga bermanfaat


Tung Desem Waringin *
//** efek salju-start**// //** efek salju-end**// //** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//